RAJAM : Aksi Hari Ini Hanyalah Pemanasan

Semarang – Vokalpers.com. Mahasiswa dan buruh yang tergabung dalam  aliansi Rakyat Jawa Tengah Melawan (RAJAM) menyampaikan aspirasinya menolak keras RUU Omnibus Law di depan kantor Gubernur Jawa Tengah yang merupakan titik akhir aksi mereka (11/03). Massa  terdiri dari ratusan mahasiswa yang berasal dari UNNES, UIN Walisongo, UNDIP, UNWAHAS, UNISULA, USM, dan UPGRIS. Sedangkan untuk perkumpulan buruh terdapat sekitar 10 perkumpulan seperti Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Kongres Aliansi Serikat Buruh (KASBI), dan Serikat Buruh untuk Kemakmuran (SERBUK). Selain itu, nelayan dan petani juga turut hadir dalam aksi ini.

Sebelumnya aliansi ini berkumpul di Taman Lele Kecamatan Ngaliyan  sekitar pukul 09.00 WIB. Mereka kemudian long march menuju gubernuran sambil terus berorasi. Sekitar pukul 13.00 WIB mahasiwa dan buruh mulai menjalankan aksinya. Polisi nampak berjaga di sepanjang jalan yang akan dilalui pendemonstran dengan memakai pakaian dan pengaman yang lengkap.

Aksi ini dilatarabelakangi adanya ketidaktransparanan Pemerintah dalam pembuatan draf RUU Omnibus Law yang telah diajukan ke DPR. Pembuatan draft dinilai tergesa-gesa dan tanpa adanya campur tangan masyarakat sipil terutama buruh. Dikutip dari Tempo.co jika Omnibus Law ini  melenggang tanpa ada perlawanan akan mengembalikan lagi wajah Indonesia ke masa sebelum reformasi .

 Omnibus Law merupakan upaya Pemerintah untuk  merampas hak-hak  para pekerja dan masyarakat sipil  yang berkedok RUU Cipta Lapangan Kerja (CILAKA).Tidak ada cuti hamil, tidak ada cuti nikah, dan sistem outsourching adalah sebagian kecil dampak yang dihasilkan dari Omnibus Law.  Tentunya hal itu hanya akan merugikan masyarakat miskin yang kebanyakan bekerja sebagai buruh.

Menurut Frans korlap UNNES aksi ini kurang sesuai dengan ekspektasi karena adanya dinamika-dinamika lapangan saat berdemonstrasi. Misalkan seperti polisi telah memblokade jalan yang akan dilalui demonstran. Dalam aksi tersebut aliansi sepakat untuk tidak audiensi dan bertemu dengan DPRD maupun gubernur. Mereka masih tidak percaya dengan DPRD dan menganggap hal itu percuma karena tidak ingin kejadian ini terulang seperti kejadian reformasi dikorupsi. “Jika kalau kita berharap bertemu sama mereka akhirnya sifatnya normatif dan akhirnya akan hanya memberikan janji dan tidak ditindaklanjuti” jelas Frans.

Namun Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) yang mengaku juga sebagai bagian dari RAJAM, memulai aksinya terlebih dahulu. Massa KSBSI berhasil menembus masuk dan melakukan audiensi dengan DPRD.  Hal itu bertolak belakang dengan aksi yang dilakukan oleh aliansi RAJAM yang melakukan aksi di siang hari. Aliansi RAJAM mengatakan bahwa jika ada yang sampai audiensi hal tersebut merupakan inisiatif dari organ itu sendiri. Menurut aliansi RAJAM  aksi ini hanya pemanasan dan akan dilanjutkan dengan aksi tolak RUU omnibus law serentak pada tanggal 23 Maret besok.

P : EAM

E : C