Mengenalkan Capresma melalui Debat dan Bedah Visi Misi

Vokalpers_ Komisi Pemilu Raya Mahasiswa (KPRM) menggelar acara ‘’DEBAT & BEDAH VISI MISI CAPRESMA DAN CAWAPRESMA’’ pada jumat 26 November 2021. Acara ini dimulai pada pukul 07.30 WIB hingga jam 14.00 WIB. Acara ini digelar secara offline dan online, offline bertempat di Gedung Pusat lantai 7 Universitas PGRI Semarang yang dihadiri calon presma dan wakilnya, tamu undangan, panelis, panitia, dan tim sukses serta pendukung dari masing masing calon, sedangkan yang online dilaksanakan via zoom meeting diperuntukan seluruh mahasiswa umum yang ingin menyaksikan jalannya acara tersebut.

Dibuka langsung oleh Wakil Rektor III, bedah visi misi dan debat oleh masing-masing pasangan calon (paslon) ditujukan untuk mengulik lebih jauh persiapan mereka untuk menjadi presiden dan wakil presiden. Di sisi lain, acara ini juga bertujuan untuk mengenalkan kepada mahasiswa siapa calon presiden mahasiswa dan wakil presiden mahasiswa yang dapat mereka coblos di pemira nanti. “Bedah visi misi untuk mengetahui BEM U kedepannya akan seperti apa dan agar diketahui mahasiswa,” ujar Ketua KPRM, Eka Dwi Erlangga.

Acara yang diselenggarakan di Gedung Pusat lantai 7 ini terbilang cukup ramai, antusias dari pendukung masing-masing paslon atau bisa disebut dengan tim sukses, mewarnai serta memeriahkan Debat dan Bedah Visi Misi Capresma dan Cawapresma tahun ini. Terhitung sekitar 12 orang pendukung paslon 1 dan sekitar 20 orang pendukung paslon 2 memenuhi ruang GP 7. Namun setelah ishoma, volume masing-masing tim sukses sedikit bergeser, untuk paslon 1 kurang lebih 24 orang dan pendukung paslon 2 hanya sekitar 7 orang saja. Hal ini terjadi mungkin disebabkan oleh peraturan atau himbauan dari KPRM yang kurang jelas. Awalnya KPRM mengumumkan yang boleh hadir secara offline hanya tim sukses dan 10 pendukung masing-masing calon, namun di tengah acara KPRM mengubah kebijakan tersebut dan memperbolehkan mahasiswa umum hadir dengan syarat menggunakan jas almamater. Kebijakan yang agak sembrono ini diterapkan karena mengantisipasi terjadinya kerumunan di dalam ruangan. “Ini sudah keputusan KPRM dalam rapat dengan panwas, alasannya karena untuk mengurangi kerumunan dan juga pesan Pak Nizar hanya boleh 50 orang dalam ruangan,” ujar ketua KPRM.

Panelis dalam acara ini terdiri dari 3 orang yaitu Bapak Supandi S.Si., M.Si yang langsung direkomendasikan oleh Wakil Rektor III, dan 2 lainnya adalah Adit Presiden Mahasiswa UPGRIS 2020 dan Arfanda Presiden Mahasiswa UPGRIS 2021. Alasan dipilih keduanya adalah karena ketetapan KPRM yang menyatakan bahwa dua panelis lainnya harus dari presiden mahasiswa atau yang pernah menjabat, dan hanya mereka berdua lah yang bisa menghadiri acara debat kali ini. Pertanyaan yang dilontarkan murni dari masing-masing panelis sendiri, KPRM hanya menentukan tema dari pertanyaan saja. “Dari KPRM sudah menentukan temanya nanti panelis membuat masing masing satu dari tema tersebut, dalam 3 sesi memberikan satu pertanyaan setiap sesi sesuai tema persesi, pertanyaan pure dibuat oleh panelis dan disetorkan ke KPRM hari H yaitu hari ini,” ungkap ketua KRPM. Dalam debat ini terdiri dari 7 sesi, sesi 1 penyampaian visi misi, sesi 2-4 tanya jawab dengan panelis, sesi 5 memilih pertanyaan dari mahasiswa yang telah dihimpun oleh KPRM sebelumnya. Dilanjutkan sesi 6 kedua paslon saling melempar pertanyaan dan terakhir sesi 7 berisi closing statement dari masing-masing paslon.

Dengan sedikit konsentrasi dan meraba-raba arah penyampaian paslon 2, tersimpulkan bahwa paslon 2 mengutamakan bidang pendidikan dan kepemudaan, memperjuangkan pendidikan dan memperjuangkan hak-hak perempuan sehingga BEM U dapat dikenal oleh masyarakat sebagai kelompok mahasiswa yang peduli terhadap pendidikan dan hak perempuan. Sedangkan paslon 1 berfokus pada pembuatan kebijakan dari BEM U, sebab jika kebijakan yang diambil tepat semua akan berjalan dengan baik, advokasi dapat berjalan dengan baik dan mentri-mentrinya pun dapat bekerja sesuai dengan tupoksinya masing-masing, jika kebijakannya tepat semua dapat berjalan dengan baik juga.

Meski terlihat acara berjalan dengan lancar, ternyata terdapat sedikit ganjalan saat cawapresma dari paslon 1 mencoba menjawab pertanyaan yang diajukan oleh panelis. Jawabannya terdengar sedikit gugup, Izzul menjelaskan bahwa hal itu dikarenakan oleh keterbatasan waktu. “Karena Bayuna terlalu boros dalam berbicara jadi saya hanya kebagian sedikit waktu untuk bicara, saya sudah merancang apa yang ingin diucapkan tapi karena waktunya terlalu sedikit saya harus mengelola apa yang harus diucapkan, disitu saya berbicara sambil berpikir” ujar Izzul Hakim, cawapresma dari paslon 1.

Tentunya untuk mengikuti Debat dan Bedah Visi Misi ini kedua paslon sudah menyiapkan diri dengan baik, namun karena adanya batasan waktu menjawab dan menanggapi Paslon 1 merasa kurang maksimal dalam menjawab karena waktu yang kurang panjang “Untuk menjawab pertanyaan kita sudah siap tetapi untuk waktu kami rasa kurang karena masalah yang besar juga butuh waktu yang lama untuk menyelesaikan, karena waktunya yang terbatas, sehingga kurang maksimal, tadi kami hanya mengambil poin-poinnya saja yang diucapkan,” ujar Bayuna capresma dari paslon 1. Berbeda dengan paslon 1 yang mempermasalahkan estimasi  waktu, paslon 2 justru mempermasalahkan pemilihan hari pelaksanaan acara Debat dan Bedah Visi Misi ini “Yang kami berikan sebagai jawaban itu adalah bagian dari pembelajaran kami bagian dari pengetahuan kami, saya rasa itu sudah maksimal, namun untuk pemilihan waktunya di hari jumat sehingga teman-teman kurang semangat karena hari jumat dikenal sebagai hari ngantuk, hal itu dapat menjadi refleksi untuk KPRM untuk mengadakan kegiatan seperti ini di hari yang lebih efektif,” ungkap  Tresno, capresma dari paslon 2.

Acara ini ditutup dengan closing statement dari masing-masing paslon yang menguatkan argumen mereka serta pesan kepada siapapun yang nantinya akan terpilih agar bisa menjalankan kepemimpinan dengan baik, kedua paslon terlihat rukun keduanya bersama-sama melontarkan jargon “Kolaborasi Membangun Negeri” diakhir acara. Harapan dari panitia penyelenggara tentunya agar mahasiswa menjadi lebih bijaksana dalam memilih presma dan wapresma dengan memahami visi misi dari kedua paslon menjadi modal utama bagi seluruh mahasiswa untuk memilih. Siapapun yang memenangkan pemira harapannya dapat membawa mahasiswa UPGRIS ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.

Editor: Muhammad Maulana Lukmanul Chakim.

Penulis: Asri Widiastuti.