Pergerakan Kolektif lewat Lorong: Nobar dan Diskusi Film “Demi Nama Baik Kampus”

Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Vokal Universitas PGRI Semarang mengadakan kegiatan nonton bareng. Nobar dilakukan pada Selasa (21/3/2023) tepatnya di parkiran lantai 2 Balairung, UPGRIS. Kegiatan Nobar ini mengangkat tema Kekerasan Seksual dengan judul film “Demi Nama Baik Kampus”. Kegiatan ini dilakukan karena maraknya kasus kekerasan seksual yang terjadi. Terutama pada lingkungan perguruan tinggi.
Mayoritas korban adalah perempuan dan pelaku adalah dosen atau orang yang memiliki jabatan tinggi dan relasi. Korban kekerasan seksual cenderung bungkam karena takut akan resikonya.
Sebagaimana yang diucapkan Elly Bin Yahya selaku narasumber:
“Faktor korban tidak berani melapor yang pertama adalah karena adanya relasi kuasa, kemudian tidak ada dukungan dari teman, keluarga, dan kurangnya kesadaran”.
Tak hanya menonton film, acara tersebut juga membuka ruang diskusi bagi para peserta yang hadir mengenai bagaimana cara meminimalisir kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus. Diskusi diawali dengan faktor-faktor mengapa korban tidak berani untuk lapor, penyelesaian kekerasan seksual, dan cara menanggapi jika ada korban yang bercerita.
- Faktor korban tidak berani melapor
- Relasi kuasa
- Tidak ada dukungan dari teman, keluarga, dsb.
- Kurangnya kesadaran
- Penyelesaian tindak kekerasan seksual
- Regulasi hukum
- Kesetaraan prespektif dari kita semua
- Cara menanggapi jika ada korban yang cerita
- Percaya kepada korban dengan prespektif kesetaraan
- Korban ditanya mengenai kebutuhan (psikologis)
- Tidak mempertemukan korban dengan pelaku
- Hargai konseksual korban
Tonggak dari diskusi merupakan penegakkan forum perempuan/satgas dengan menjaga privasi korban. Dalam pembentukkan satgas, tidak di bawah naungan lembaga atau kampus dan bersifat independent serta tegas. Pembentukan tim satgas juga harus dilakukan secara transparansi dan demokrasi.
Penulis: Sabrina Gita Salsabella
Editor: Eka Noor Yuniasari